Short Story "Me , Myself and I" Chapter 2

Me , Myself and I

Ch. 2

Waktu makan siang pun tiba , aku dan kelompok orientasiku makan siang bersama di kantin kampus . Banyak yang mereka bicarakan , mulai dari wisata di kota hingga anak-anak keren di fakultas sebelah . Karena mereka berasal dari berbagai macam kota , terdapat banyak logat saat mereka berbicara . Mereka merencanakan untuk pergi ke salah satu wisata yang ada di kota dan mereka memasukkanku . Aku tak keberatan , karena aku juga tidak begitu mengenal kota ini .

Berwisata dengan mereka lumayan menyenangkan , mereka peduli dengan semua yang ikut berwisata . Kami mengambil foto bersama di tempat wisata itu . Karena aku tidak punya kendaraan pribadi , jadi mereka mengantarkan aku pulang . Aku merasa bahagia sekali hari itu . Sejak saat itu aku selalu bersama mereka kemanapun aku pergi . Kuliah , makan siang , wisata , pergi ke mall , makan malam , bahkan kadang aku menginap di tempat salah satu dari mereka ataupun sebaliknya . Kami bahkan membuat surprise kepada yang berulang tahun .

Aku tinggal dengan kakak tingkat yang akan lulus tahun berikutnya . Tinggal dengan mereka sangat menyenangkan , walaupun salah satunya mempunyai sikat yang kekanakan tapi masih bisa dimaklumi . Satu persatu kakak tingkat yang tinggal denganku pun lulus . Mulai dari kak Mutia . Dia yang lulus pertama , aku dan 2 kakak tingkat yang tinggal bersamanya mendatngi kak Mutia untuk mengucapkan selamat atas kelulusannya . Kami bertemu dengan orangtua  kak Mutia , mereka sangat baik bahkan mengajak kami makan siang bersama .

Setelah beberapa bulan berselang , giliran kak Lisa yang lulus . Aku dan kak Rahmah datang untuk mengucapkan selamat kepadanya . Aku bercerita ketemanku Sifa bahwa aku akan sedih jika kak Rahmah lulus dan meninggalkanku sendiri . Akan terasa sepi tanpanya .

Aku manarik nafas dan membuangnya . “Sebentar lagi kak Rahmah akan lulus , kamarku tidak akan rame lagi . Tak bisakah dia menunda kelulusannya ?”.

“Jangan bercanda”. Kata Sifa .

“Tidak ada orang yang mau kuliah terus-menerus”.

“Benar juga , kak Rahmah juga harus kerja . Tapi , arghh... Memikirkan ini menyebalkan”.

“Kalo begitu jangan dipikirkan , toh nanti juga bakal ada yang nyewa kamar kamu lagi . Kamu bakal dapet temen baru lagi”.

“Semoga aku mendapat kakak kelas lagi”.

“Biar ada yang ngurus kalo sakit , hahaha”.
“Bener banget , hahha”.

Tak lama kemudian kak Rahmah pun lulus . Antara sedih dan gembira , aku mengucapkan selamat kepadanya.

“Selamat kak , bakal sepi ni kamar tanpa kakak”.

“Nanti bakal ada penghuni baru , kamu tenang aja . Lagian aku pasti main-main lagi kok kesini . Ntar aku nginep di kamar kamu hahaha”.

“Okeoke , aku tunggu”.

Tidak sampai satu bulan , ada anak baru yang menyewa kamarku . Dia kakak kelas juga , akan lulus tahun berikutnya . Artinya dia adik kelas kak Rahmah , kak Mutia dan kak Lisa. Aku mencoba berteman dengannya .

“Hai kak . Namaku Ria . Aku Semester 3”.

“Hai Ri”.

Dia tidak memperkenalkan namanya , mungkin dia lelah setelah pindahan . Keesokan harinya , aku bercerita kepada Sifa bahwa ada anak baru di kamarku.

“Sif , ada anak baru dikamarku”.

“Tuhkan , aku bilang juga apa . Pasti nanti juga ada yang baru”. Kata Sifa rada bangga dengan prediksinya.

“Siapa namanya ? Anak semester berapa ?” Sifa penasaran.

“Aku gak tau namanya , cuman kata bapak yang jaga rumah dia semester 6”.

“Loh kok kamu gak tau namanya ? Udah tanya belum ?”

“Ih , udah tau . Aku bilang hai , memperkenalkan namaku dan semester aku . Tapi dia Cuma bales , hai ri . Gitu doang”.
“Intinya , kamu nanya namanya gak ?”

Aku berpikir sejenak ...

“Kayanya enggak deh Sif , hehehe”
“:] .. Gimana dia memperkenalkan dirinya kalo kamu aja gak nanya namanya ?”

“Tapi bukannya kalo aku udah memperkenalkan diri , yang diajak ngomong bakal otomatis memperkenalkan diri ?”

“Gak semua orang kaya gitu . Itu umumnya , tapi pasti ada aja orang yang gak bakal memperkenalkan dirinya kalo enggak ditanya”.

“Ntar aku tanya dah namanya”.
Hari itu juga , aku memberanikan diri untuk menanyakan nama teman sekamarku yang baru .
“Hai kak . Gimana tidurnya tadi malam ?” Aku berbasa basi.

“Lumayan nyenyak kok”.

“Oh iya kak , aku belum tau nama kakak”. Aku tersenyum ragu

“Oh iya , sorry . Aku gak memperkenalkan diri kemarin . Namaku Yuli”

“Oh , oke . Kak Yuli. Mau makan malem bareng gak kak ?”

“Oh sorry , aku ada urusan malam ini . Lain kali aja ya , ini juga aku mau berangkat”.

“Oh , oke”. Aku membalas dengan tersenyum .

Saat aku duduk di kasurku , aku mencium bau aneh . Aku berusaha mencari sumber bau tersebut dengan melihat sekitar . Saat itu juga kak Yuli pun pergi meninggalkan kamar . Seketika bau itu hilang . Aku tak ingin berburuk sangka . Jadi aku biarkan saja .

Lama kelamaan , aku semakin curiga dengan kak Yuli . Setiap dia ada dikamar , bau aneh dan tak sedap itu selalu muncul . Namun saat dia tak ada dikamar , bau tersebut juga tak ada . Aku lalu menceritakan ini kepada teman-temanku saat makan siang .

“Guys , aku merasa aneh dengan teman sekamarku yang baru”.

“Aneh gimana ?”. Salah satu temanku bernama Mita bertanya.

“Saat dia ada dikamar , aku mencium bau aneh dan tak sedap. Saat dia tak ada dikamar , baunya juga gak ada”. Jawabku .

“Mungkin dia gak mandi”. Jawab Claudia .

“Gak mungkin , aku liat kok dia ke kamar mandi buat mandi . Bajunya juga ganti , dia juga keramas kok”.

“Terus kalo udah mandi kok masih bau ?”. Tanya Tiara

“Baju kotornya ditaruh mana ?” Tanya Sifa

“Ditaruh dikamar”.

“Mungkin itu penyebabnya”. Jawab Mita

“Masa iya ? Kalo memang dari baju kotornya , kenapa saat dia gak ada di kamar baunya gak ada ?” Aku bertanya kembali

“Bener juga ya . Kita kesitu deh habis makan siang ini . Kan kelas nanti siang kosong nih . Kita cek aja , bener gak . Ntar siang temen sekamarmu ada gak kira-kira ?” kata Mita

“Ada kok , kayanya dia gak punya jadwal kuliah siang”.

Selesai makan siang , kami pun pergi ke tempat tinggalku untuk mengecek sebenarnya apa yang bau dikamarku. Setelah sampai di kamar , aku meletakkan tasku di atas lemari baju.  Claudia dan Sifa langsung tiduran . Mita mengecek sesuatu dan berkata,

“Kaya gini bukan sih baunya ?”

Mita menunjuk keranjang baju milik kak Yuli . Aku pun menghampirinya dan mencoba mencium dari jarak yang tidak lumayan dekat .

“Iya bener , kaya gini baunya”. Jawabku

“Berarti ini bau badannya , bau keringatnya”. Mita berasumsi

“Masa iya ?” Aku bertanya

“Biasanya iya Ri . Sebagian orang memang ada yang mempunyai bau badan menyengat kalau berkeringat berlebihan”. Tiara menjelaskan sambil berdiri di depan kaca lemari.

“Aduh , terus gimana nih ? Aku gak bakal betah kalo kaya gini terus “.

“Pindah aja lah”. Claudia memberi saran.

“Tapi aku nyaman banget disini”. Kataku

“Pindah aja ri , kita cari kontrakan . Kita tinggal sama-sama . Gimana ?” Sifa memberi saran.

“Ih , bagus juga tuh . Aku juga mau , aku bosen sama tempatku . Sempit dan gak kena sinar matahari”. Mita menjawab dengan excited.

“Aku pikir-pikir deh . Ngomong-ngomong kok akhir-akhir ini Ira sama Sinta gak ikutan makan siang bareng kita ? Nia juga kemana ?”

“Gak tau”. Sifa menjawab.

Saat itu , aku tidak curiga sedikitpun kenapa Ira dan Sinta tidak ikut makan siang bersama kami . Aku berpikir mereka mungkin mempunyai urusan lain . Karena aku masih dekat dengan mereka , aku masih sering duduk bersampingan dengan mereka saat kuliah . Setelah beberapa hari memikirkan tentang pindah dari kamar tersebut , aku merasa memang harus pindah demi kenyamananku . Aku berbicara kepada teman-temanku tentang keputusanku untuk pindah. Kami pun berpencar untuk mecari kontrakan yang nyaman dan banyak kamar untuk kami. Aku dan Sifa berputar-putar sekeliling kampus untuk mencari kontrakan tapi tak kunjung temu . Sudah dua hari kami mencari dan kebanyakan kontrakan jauh sekali dari lingkungan kampus . Aku dan Sifa berkeliling sekali lagi di lingkungan yang tak jauh dari kampus , untuk mengecek barangkali kami melewatkan jalan atau komplek yang belum kami lihat . Pada saat itu , aku melihat ada tempat yang di sewakan sebagai kos-kosan bukan kontrakan . Aku menyuruh Sifa berhenti . Aku melihat sekeliling , kelihatannya itu kos-kosan baru dan belum berpenghuni sama sekali . Aku berunding dengan Sifa , bagaimana kalo kita tidak usah mencari kontrakan dan tinggal di kos-kosan ini . Toh kos-kosan ini masih baru dan belum ada yang huni . Lebih baik kita mengisinya dengan teman-teman kita . Sifa pun setuju dengan apa yang kubilang . Aku mencoba menghubungi nomor yang tertera dibenner yang digantung dipagar . Setelah menghubungi nomor tersebut , yang mempunyai kos-kosan akan datang kesana . Karena rumah mereka tidak jauh dari kos-kosan tersebut . Beberapa menit kemudian terlihat pasangan separuh baya berjalan menghampiri kami . Mereka tersenyum kepada kami dan berkata ..

“Selamat sore , kalian yang menelpon untuk melihat-lihat rumah ini kan ?” wanita paruh baya itu bertanya.

“Iya , tante”. Aku menjawab .

“Oke , akan kubukakan gerbang ini .” Kata Pria paruh baya itu.

Setelah membuka gerbang , mereka mempersilahkan kami masuk . Kami pun melihat-lihat isi rumah tersebut . Aku cukup menyukainya , begitu juga dengan Sifa . Disana terdapat 9 kamar dan 2 kamar mandi beserta dapur dan tempat pencuciannya . Aku berkata kepada pemiliknya bahwa aku dan teman-temanku akan mengisi semua kamar yang ada. Namun sayangnya , 2 kamar di rumah ini sudah ada yang pesan terlebih dahulu. Walaupun begitu , aku dan Sifa sepakat untuk memilih tempat ini . Kami hanya perlu memberitahukan yang lain . Aku berkata pada pemilik rumah ini untuk memperlihatkannya lagi kepada kami setelah kami menghubungi teman-teman kami .

Kitchen design

Keesokan harinya , aku dan teman-temanku yang lain melihat isi rumah itu sekali lagi . Namun yang akan tinggal dirumah tersebut tidak semuanya teman dekatku . Karena Tiara , Claudia , Ira dan Sinta tidak mau pindah dari tempat mereka karena sudah nyaman berada disana . Gantinya teman sekelas kami akan menghuni kamar yang lain . Mereka sangat menyukai rumah tersebut dan sepakat akan pindah kesana . Yang menempati rumah tersebut adalah Mita , Sifa , Nia , Aku , teman sekelasku Yuna , Maya dan Afia dan juga teman Afia yang bernama Aya . Yuna dan Maya akan satu kamar . 2 kamar yang di pesan akan dihuni oleh keponakan tante pemilik rumah kos ini. Kami sepakat akan pindah pada bulan berikutnya .


Chapter 3 di post selanjutnya ya guys atau klik disini . Tolong berikan feedback ya guys , berarti banget buat aku :) Terima kasih udah baca :)

Comments

  1. I see your comfortable new boarding house irl here 😂😂wkwk ini setengah curhat nih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perbedaan Penggunaan Delicious, Yummy, Dan Tasty Dalam Kalimat Bahasa Inggris

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DAN TEACHER CENTERED LEARNING (TCL)

Pengertian Seni Aliran Dekoratif